Tuesday, April 5, 2011
AKU KEPANCING
AKU TERPANCING
Ketika suasana hiruk pikuk kendaraan yang berlalu lalang, orang-rang yang sedang sibuk menjalankan aktifitas kerja yang melelahkan. Ya melelahkan. Ketika itu siang hari menjelang waktu sore yaitu pukul 14.00 WIB aku sepulang dari menemui rekanan untuk melihat peluang kerja sebagai seorang guru Prifat tidak menuaikan hasil yang aku harapkan. Ketika aku menemui orang yang mencari guru prifat tersebut ternyata yang di cari adalah guru yang memiliki spesialisasi terhadap mata pelajaran tertentu. Bahasa Inggris adalah yang diajarkan dan yang diajar adalah cewek. Akupun tak kecewa karena memang aku memahami akan maksud orang tersebut, aku mencarikan temanku yang memiliki spesifikasi pelajaran dan orang tersebut menyetujuinya dengan harapan akan sangat membantu anaknya. Usai itu kami ngobrol panjang lebar mengenai kisah perjuangannya untuk bisa sekolah sampai sarjana. Beliau harus terminal selama 4 tahun untuk bisa mencapai cita-citanya. Harus berkelahi sesama mahasiswa dan alhasil ternyata musuhnya ketika kuliah di teknik melawan hukum sekarang justru menjadi teman baik. Aku salut terhadap perjuangannya dan usahanya yang terlihat sederhana namun bisa menghasilkan obat yang luar biasa. Dawet Ayu itu nama usahanya. Dimana di penjualannya terdapat obat untuk penyakit diabetes dan lain sebagainya.
Kembali, ketika aku perjalanan pulang, di depan Rumah Sakit di kota Kediri terdapat berjejer-jejer becak roda tiga yang sedang antri menunggu penumpang. Ketika itu banyak sekali orang yang lalu lalang dan di depannya ada Swalayan dan warung-warung kecil yang terdapat beberapa pembeli. Secara tidak sengaja aku melihat ke arah becak yang terparkir dengan rapi. Aku melihat ada seorang yang sedang tidur pulasnya. Mulutnya menganga seakan mempersilahkan makanan masuk kedalam guanya. Suara gemuruh dari mulutnyapun membuat rasa penasaran tak tertahankan. Sekejap mata aku melihat ke lain arah, tepatnya berada dibelakang orang yang sedang tidur tersebut. Aku melihat sebuah benda berasa di tangannya. Sebatang tongkat pendek, dengan tali dan sebuah umpan. Umpan yang sangat menggiurkan bagi orang yang dalam kelelapan. Dengan menggunakan pancing tersebut diarahkannyalah umpan tersebut ke gua yang sedang menganga tersebut. Dengan sigapnya pancing diarahkan dan sedikit berada diatas gua yang menganga tersebut. Tercium baunya yang khas dan harum membuat air liurnya keluar dan indra penciumnya yang tajam merajut mendekatnya. Bibirnya tersentuh dan lidahnya menjulur dengan kuatnya. Berusahalah diraihnya umpan tersebut dan sang pemancingpun lihai. Umpan tak langsung ditangkapkan pada mangsa dan justru di naik turunkan agar semakin membuatnya menggila-gila mencari mangsa. Kalau pemancing biasanya untuk mendapatkan ikan tapi kali ini ingin mempermainkan umpan.
Dengan segera aku melihat kearah lain yaitu orang-orang sekitarnya yang sedang asyik makan dan melihat orang yang lagi terlelap tersebut dipancing. Merekapun merasa penasaran dan tertawa terbahak-bahak karena lucunya pemandangan yang mereka lihat. Akupun tak kuasa menahan ketawa sambil berpikir “Lucu juga aku ceritakan” . mungkin dalam hati orang tersebut akan marah ketika terbangun. Namun aku tak sempat melihatnya karena aku harus pulang segera. Mendung sudah menyelimuti usai kejadian itu. Wassalam.
Karya : ABINA ABDI
Nusantara University Kediri
Subscribe to:
Posts (Atom)